Desa MOJOSARI

Puncak acara dalam peringatan sedekah Desa Mojosari diselenggarakan dalam 2 tahap yaitu pada tanggal 22 & 29 september 2018. adapun agenda kegiatannya adalah Pawai Karnaval, Kirab Gunungan atau tumpengan, serta ditutup dengan pagelaran wayang kulit. Pawai karnaval diselnggarakan pada tanggal 22 Oktober 2018 yang diikuti sekitar 30 peserta. Start dimulai pada jam 13.00 WIB di Perbatasan Desa Mojosari dengan Desa Labruk Kidul dan finish di Balai Desa Mojosari. Masyarakat sangat antusias yang ditandai dengan membludaknya penonton yang menyaksikan pawai karnaval tersebut.

Esoknya pada tanggal 29 September pukul 08.00 WIB dilanjutkan dengan acara Kirab gunungan/tumpengan hasil bumi. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Lumajang, Camat Sumbersuko, Kepala Desa Mojosari, RT/RW, BPD, LKMD dan Warga Desa Mojosari. Gunungan selalu menjadi bagian yang paling ditunggu masyarakat saat menyaksikan upacara grebeg diselenggarakan. Gunungan sendiri merupakan berbagai makanan hasil bumi yang disusun menyerupai sebuah gunung.  Sebagian masyarakat percaya semua bagian yang terdapat pada gunungan akan membawa berkah bagi kehidupan mereka. Sehingga tidak mengherankan jika masyarakat selalu berebut untuk mendapatkan bagian dari gunungan tersebut. Bahkan tidak jarang mereka terjatuh untuk memperoleh makanan yang ada dalam gunungan. Acara tersebut juga disertai dengan pelepasan burung merpati dari berbagai paguyuban burung merpati yang ada di Kecamatan Sumbersuko. Acara berlangsung sangat meriah karena banyak warga Desa Mojosari menunggu di pinggir-pinggir jalan untuk menantikan kehadiran Ibu Wakil Bupati.

Pada malam harinya acara dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di Balai Desa Mojosari dengan dengan judul " Wisang Geni"menghadirkan Dalang Ki Wikan Carito dari Desa Dawuhan Lor. Dalam sambutannya Kepala Desa Mojosari menyampaikan terima kasih kepada segenap warga atas partisipasinya dan kepada panitia sedekah desa atas terlaksananya acara pagelaran wayang kulit malam ini dan beliau juga menyampaikan bahwa pagelaran wayang kulit adalah sebuah pelestarian budaya luhur bangsa yang berisi keteladanan yang perlu kita contoh dalam kehidupan bermasyarakat.